catatan subuh beku
jauh. dia masih angkuh.
haruskah kuberenang menerpa aral, tinggalkan sampan beralas selimut lembut yang mengalir ikuti angin semilir? haruskah kuhempaskan sekantong keripik kentang yang menyibukkan tangan dan mulutku, hingga tangan bisa terus melambai dan mulut mengabdi tembangkan mantera pengikat hati? haruskah kubuka mata yang ditutup rapat mimpi nirnawa, untuk jadi saksi bahwa dia masih ada? haruskah aku busungkan dada yang merunduk ikuti gravitasi bumi tak percaya diri? haruskah kubunuh umban pemanja raga? haruskah kuhiraukan goda bidadari yang menunda kuasa?
tentu. tanpa ragu. tahu. dari dulu. ini retorikal. semua tanya memang sia-sia.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home