bilik BINTANG, yang sedang dan akan terus kejar kejora, terangi semesta
bilik BINTANG, tempat bermimpi, berkeluh, bercermin, bercerita
bilik BINTANG, untuk DUNIA...


Monday, October 31, 2005

antara telur dan cinta

baru saja nonton film garin nugroho, rindu kami padamu, yang judul englishnya "of love and eggs". sebuah film yang indah... sangat garin. dan, mmhh... aku...

nangis.

banyak faktor yang menyeretku. tema yang walau standar, memang sangat berpotensi memeras kelenjar air mata, akting yang natural dan luar biasa, catatan di akhir film yang bilang kalau film ini ditujukan untuk semua ibu, yang buat aku sangat kangen. sangat rindu.

bersetting hari-hari menjelang lebaran di sebuah pasar tradisonal yang kaya dengan kisah ritualnya, kaya dengan intriknya, kaya dengan manusianya. seakan bilang, hidup kaya itu memang bukan berarti punya banyak uang. siapa pun bisa buat hidupnya kaya, asal ada cinta. asal ada telur.

sempat kaget, kenapa film ini berjudul tentang cinta dan telur dalam versi inggrisnya. setelah menontonnya, baru bisa paham. telur, bersama sajadah dan kubah masjid, dijadikan simbol penting dalam film ini. dibuatnya telur sebagai perantara cinta. hmm, lucu dan bersahaja, juga usil.

tapi, kenapa tidak menjadikan telur sebagai sebuah metafora untuk cinta. cinta itu ya, seperti telur. telur mentah itu mudah retak, gampang pecah bahkan dengan benturan kecil pun. kalo pecah, jijik, kotor, tidak menyenangkan. tapi lain kisah kalau sudah direbus. kalau terbentur, retak memang. tapi kulitnya. luarnya. isinya, kokoh. nggak mencar ke mana-mana.

ngerti kan?

harus usaha buat dapat cinta yang kokoh. harus mau keluarkan tenaga dan habiskan waktu untuk membuatnya kokoh. kalau tidak? ya, rapuh. tapi bukan berarti, telur mentah yang pecah hanya punya tempat sampah sebagai tujuan. kalau mau berusaha lebih keras, misalnya beli minyak, bisa buat telur mata sapi. tambah kocok sedikit, jadi telur dadar. dicampur terigu, gula, dan mentega, jadi kue. begitu juga, dengan cinta yang retak atau pernah pecah.

anyway....

aku pulang besok. ke rumah. menyambut hari yang kutunggu 5 tahun. berharap bisa jadi sangat istimewa karena sangat lama tertunda.

aku pulang besok. bertemu mama. nggak sabar ingin cium tangannya dan memeluknya. erat. lama.

selamat hari raya idul fitri. maafkan segala kesalahanku.
bila pernah menyakitimu, dengan pedih, sangat pedih bahkan, tolong maafkan.
berat memang, sebab memaafkan adalah usaha. adalah merebus.
karena, di antara kita ada telur. yang harus direbus. harus dijaga.

bintang - telur - kamu

Wednesday, October 26, 2005

satu hari minggu yang cerah

saya ketemu christine hakim.
ya, sang christine hakim.
cantik banget, christine hakim.
tentunya saya salaman dan ngobrol sebentar sama christine hakim.
sayangnya nggak sempet foto bareng sama christine hakim.
saya nyesel, mbak christine hakim.
pengen ketemu lagi sama christine hakim.

bintang demam christine hakim.

Sunday, October 23, 2005

pelarian yang sempurna

2 minggu yang lalu, aku dalam pelarian dari kenyataan. mm.. terlalu hiperbolis. well, i took one day off from my lab and extravagantly spent about 40,000 yen (30,000 yen for the plane tickets) for a 3-day-and-3-night trip to shiretoko, hokkaido.

kali ketiga pergi ke hokkaido, but still can't get enough of this breathtaking place. pertama, kembali ke musim dingin pertama di jepang, i went there for a short homestay. yang kedua, musim panas tiga tahun lalu, pergi ke hokkaido dalam rangkaian perjalanan miskin dengan tujuan utama berdiri di ujung terutara dari jepang. salah satu perjalanan yang bersejarah dalam hidup. karena nggak punya banyak uang, aku, bareng genta dan mio, sampai jadi muak naik kereta yang jadi pilihan karena murah. pernah gelar sejadah dan tidur di depan stasiun, hitchhiking yang bikin terharu dan mikir kalo dunia ini masih belum layak untuk dibuang, jalan kaki di tengah malam demi ngejar kereta pagi, naik mobil dalam kondisi jarak pandang kurang dari 2 meter karena kabut. tapi semua benar-benar berharga. buat aku sadar, kalau aku harus bangunkan bintang kecil sang petualang, yang selama hampir dua dekade terlelap.

kali ketiga, musim gugur keenam di jepang, perjalanan yang tak terencana. sempat ragu pergi karena sayang uang, ribet dengan urusan lab, bertepatan dengan puasa, dan badan sepertinya kurang sehat. tapi, entah kenapa aku putuskan untuk pergi. mungkin nggak enak sama serina yang udah semangat ngajak dan michiya yang udah membatalkan rencananya demi kita. by the way, perjumpaan pertama dengan mereka berdua adalah musim semi tahun ini, di roma. salah satu yang harus aku lakukan dalam sebulan backpaking travelling keliling eropa adalah mengeluarkan uang sesedikit mungkin untuk akomodasi. makanya nekat mencari sebuah hotel ilegal yang informasi minimalisnya aku dapatkan kebetulan saat membaca travellers' note di youth hostel verona. piccolo casa, penginapan ilegal yang ternyata sebuah apartemen biasa yang lumayan susah dicari. di sanalah, aku bertemu dengan michiya, serina, juga hiromu, yacchan (yang ternyata kita terhubungkan in a ridiculously unbelievable link), dan yuuko (yang disangka michiya istri gue, karena kita check in hampir berbarengan). anyway, saat mengakhiri dua malam tidur di satu kamar bareng-bareng, kita sempet janjian buat ketemuan lagi di jepang. at first, aku pikir janji ini adalah pemanis momentum biasa, yang terucap karena sekedar ritual, tapi ternyata....

kali ini berbeda. akhirnya kami bertiga bertemu lagi. berpetualang lagi. berusaha hadirkan waktu seperti petualangan satu malam di roma kembali. jalan kaki kelilingi kota roma. ngakak ngeliat hiromu yang keukeuh nanya arah ama orang itali dalam bahasa jepang. jadi saksi perjuangan yacchan nahan nge-poop yang akhirnya ninggalin sebuah kenangan lucu, makan di restoran sambil mesen menu-menu teraneh. well, tidak lagi jalan kaki, karena michiya bawa march-nya yang practically jadi tempat tinggal kita selama tiga hari itu.

malam minggu, sekitar jam 11 malam. setelah pesawat terlambat satu jam, akhirnya bisa juga ketemu michiya dan serina. well, reuni ini terjadi tanpa rasa canggung. sepertinya baru saja ketemu mereka kemarin. malam itu, kita berjalan malam menuju akan lake. di tengah perjalanan, we had this talk about life and love, sama seperti malam pertama pertemuan kita dulu. tapi kali ini dengan background tremendous starry sky. kelasnya sama dengan langit berbintang yang pernah aku lihat di tengah laut menuju miyako island, okinawa tahun lalu. baru beberapa jam, udah dapet suguhan mewah dari alam. dan ini baru sebuah awal...

istirahat tidur pertama... mm, bayangkan, kita tidur tepat di depan sebuah danau dan terbangun karena sapa hangat matahari. benar-benar pengalaman yang berharga. pagi pertama kita habiskan dengan trekking di sekitar danau dan ngambil foto2 indah. huwaa... rasanya pengen buka sepatu dan bersetubuh dengan bumi. pengen buka baju dan mandi di kali. tapi karena dingin dan kita nggak punya banyak waktu, semua keinginan harus dipendam. lahian harus simpan tenaga demi tujuan utama. kami lanjutkan perjalanan siang itu....

dan saat langit berganti topeng, kami sampai di timur semenanjung shiretoko. malam kedua, kita mulai dengan thrilling fishing. malam dingin di bibir laut okhost yang sedang tidak tenang. kubur semua rasa takut dan berdirilah aku di pijakan sempit. sayang, tak satupun yang terpancing. konon, memang bukan tempat mancing di sana. berhati-hati lanjutkan perjalanan, karena rusa suka keluar tiba-tiba, kita menuju shiretoko pass di tengah tanjung ini. aku dan michiya malam itu masuk hot spring alami gratisan yang ada di tengah gunung tetapi terawat bersih. telanjang di tengah gunung, di tengah malam. an amazing, could-be-the-first-and-the-last experience. malam kedua, kami tidur di tepi jalan, setelah speechless pandangin langit luar biasa untuk kedua kali. bawa selimut, tidur bertiga di atas kap mobil, sambil liatin milky way dan nembak bintang. huwaaaa... kamu harus iri sama saya! karena dingin dan rada jiper sama beruang yang sering keluar di sini, kami akhirnya masuk kembali dan tidur di mobil.

hari berikutnya, dimulai dengan film terindah. sunrise. dilanjutkan dengan perjalanan menyusuri sisi barat semenanjung shiretoko, buat ngeliat beruang liar langsung dengan mata sendiri. and, luckily we saw one. anak beruang yang lagi nyari salmon di ujung sungai kecil yang dekat dengan laut. dan dimulailah petualangan bintang dan michiya. ninggalin serina yang nggak enak badan di dalam mobil, kita terobos larangan dilarang masuk demi saksikan beruang dari dekat. di sini, harus berterima kasih sama micchi, yang buat aku, yang pengecut, mengalami semua ini. setengah jam yang mendebarkan. kita bisa lihat salmon yang habis digerogoti beruang. anyway, beruangnya sendiri sudah pergi dari pinggir sungai. entah sial, nggak bisa ngeliat langsung, atau malah beruntung, nggak diserang. but it was fun breaking some rules dan bikin orang2 yang observasi site itu dari atas gunung geregetan ama kenekatan kita.

siangnya, kita berjalan menuju souunkyou, untuk ngeliat daun-daun merah. yap, musim gugur berlalu lebih cepat di hokkaido. lagi-lagi, aku sampai berpikir ini suguhan paling luks yang pernah alam tawarkan. berlari di jalan lurus yang memanjang tanpa akhir, dihimpit pepohonan dengan daun yang memerah dan menguning, ditemani stevie, herbie, and al, the green one. kita sempet berhenti untuk melihat beberapa air terjun, danau, dan tebing. salah satunya melibatkan pendakian yang membuat aku hampir menyerah karena ternyata sebuah kesalahan besar untuk berlari sambil memanjat demi menghemat waktu. akhirnya setelah mengatur nafas, menahan mual, dan emang nggak mau kalah, sampai juga di observation site dengan pemandangan yang sangat tidak mengecewakan. anyway, salah satu tujuan perjalanan, autumn leaves viewing was successfully accomplished.

malam terakhir kita tidur di jalan kecil di tengah perkebunan di asahikawa, kota kedua terbesar di hokkaido. sempat nyari site buat ngeliat bintang tiga malam berturut-turut, tapi karena kita sudah sampai di sebuah kota besar yang bermandikan cahaya neon, bintang sulit untuk diburu. we desperately needed some rest anyway.

paginya, kita harus berpisah di chitose airport sambil bertukar janji untuk bertemu dan berpetualang lagi. angkat topi sama michiya yang dengan perkasa nyetir tiga hari tiga malam sendiri, serina yang karena seruannya perjalanan ini bisa terealisasi, dan aku yang berani tabrak norma.

it was a perfect escape! dan aku percaya ini bukan titik, hanya sebuah koma dalam sebuah cerita tentang petualangan kami bertiga...

great friends, impulsiveness, some rules breaking. life can be sooo much fun!


michiya, me, serina, and the brave marchy!

Thursday, October 20, 2005

yang tertunda, yang istimewa

seperti tegukan pertama saat buka puasa
atau dengar sapa setelah lama tak bicara

yang menunggu,
coba ubah "tunggu" jadi "rindu"?
mungkin hidup jadi sedikit lebih seru

(senyum)

bintang - merindu bintang yang bisa menyimpul tangkai cherry dengan lidah