bilik BINTANG, yang sedang dan akan terus kejar kejora, terangi semesta
bilik BINTANG, tempat bermimpi, berkeluh, bercermin, bercerita
bilik BINTANG, untuk DUNIA...


Monday, June 27, 2005

lonelingus

Dia tidak butuh goncang semesta-Nya,
tidak perlu perintah gunung-Nya untuk mencahar perutnya,
tidak harus menghadirkan todongan pistol di kepala.

All He needs to make me realize what actually I am are ingus and loneliness.

again, it dawned upon me that i am only a human, a weak and fragile one.

Saturday, June 25, 2005

ke langit ketujuh, bersamamu....

di sini aku, cemburu bintang
di sini aku, tolak sang bumi
di sini aku, lelah merindu

bidadari, boleh pinjam sayapmu?

Saturday, June 11, 2005

pesan hujan

dan butir banyu pun melayang dari jauh atas sana,
pendarkan cahaya temaram lampu kota,
untuk jatuh di pelupuk mata manusia.

masih ingatkah kamu rasanya berair mata?

karena hujan dinanti, usung ilham terindu. tiba waktuku...

Sunday, June 05, 2005

and that faint glow remained...

uang bukan parameter yang akurat lagi. nilai sesuatu akan melambung saat dia tak ada saat didamba. satu set makan malam mewah di restoran perancis tidak bisa membandingi sepiring ketoprak. sepotong celana terbaru dari dolce & gabbana akan kalah bila harus bertarung dengan celana batik pendek dari emperan malioboro. apakah cara terbaik untuk menghargai sesuatu adalah kehilangan dulu?

uang memang bukan segalanya. andai keberanian bisa saya peroleh dengan uang, jadi tidak usah gelisah karena hati resah tadi malam. andai kesempatan yang terlewat bisa diraih kembali dengan uang, hingga tak perlu ada kata sesal dalam setiap bahasa yang ada di dunia. uang memang bukan segalanya, tapi mengapa harus beraura seakan raja semesta?

saya tidak butuh uang untuk bahagia. malam ini setidaknya. bisa jumpa dengan kunang-kunang. akhir yang manis untuk mengujungi sepekan penuh bala. saya tidak tahu, ini akhir penantian atau keingintahuan. tidak jelas apakah saya pernah melihat kunang-kunang sebanyak yang saya lihat tadi. bukan masalah yang harus dipikiri. yang jelas, ini adalah sebuah keberuntungan indah, yang memuaikan satu mimpi maha kembali. lihat pohon kunang-kunang di papua, suatu hari. ini buat saya rasa hidup. karena hidup adalah terus bermimpi.

uang tidak bisa beli mimpi.

and remained, that faint glow. not laughing at me, now. smiling for me, somehow....